Dompet kelas menengah kian tipis, Menkeu era SBY ungkap sebab!
Cariberita.my.id Selamat beraktivitas semoga hasilnya memuaskan. Di Jam Ini aku mau berbagi cerita seputar News, Nasional yang inspiratif. Artikel Ini Mengeksplorasi News, Nasional Dompet kelas menengah kian tipis Menkeu era SBY ungkap sebab Pelajari seluruh isinya hingga pada penutup.
Pada hari Selasa, 18 Februari 2025, mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyoroti tantangan serius yang dihadapi Indonesia terkait dengan penurunan jumlah kelas menengah. Menurutnya, fenomena ini erat kaitannya dengan melemahnya sektor manufaktur yang berdampak pada ketersediaan lapangan kerja formal.
Data menunjukkan bahwa Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia mengalami kontraksi selama lima bulan berturut-turut pada tahun 2024, yakni Juli hingga November. Kondisi ini mencerminkan adanya perlambatan dalam aktivitas manufaktur. Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat pertumbuhan industri pengolahan yang hanya sebesar 4,43%, menjadi yang terendah sejak tahun 2021.
Chatib Basri menekankan bahwa sektor manufaktur memiliki peran krusial dalam menciptakan lapangan kerja dengan upah yang lebih baik, sehingga mampu mendorong pertumbuhan kelas menengah. Tanpa manufaktur yang kuat, Indonesia akan kesulitan untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap).
Data dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan bahwa jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan signifikan, dari 57,33 juta orang pada tahun 2019 menjadi 48,27 juta jiwa pada tahun 2023. Penurunan ini setara dengan 18,8% atau sekitar 9,06 juta jiwa, yang tentu saja berdampak besar pada perekonomian nasional, terutama dalam hal konsumsi.
Selain itu, Chatib Basri juga menyoroti tren peningkatan pekerjaan di sektor informal, termasuk gig economy seperti pengemudi ojek online dan kurir. Pekerja di sektor ini seringkali memiliki kerentanan yang lebih tinggi karena kurangnya perlindungan sosial. Kondisi ini diperparah dengan adanya pandemi Covid-19 yang turut memengaruhi penyusutan kelas menengah.
Situasi ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% dan menjadi negara maju. Perlu adanya upaya serius untuk memperkuat sektor manufaktur dan menciptakan lapangan kerja formal yang berkualitas.
Tabel: Perbandingan Jumlah Kelas Menengah di Indonesia
| Tahun | Jumlah Kelas Menengah (Juta Jiwa) |
|---|---|
| 2019 | 57,33 |
| 2023 | 48,27 |
- Teken Kontrak dan Jalani Latihan Perdana Bersama Malut United, Victor Mansaray Langsung Rasakan Aura Positif
- Mengulas Peran Nova Ariyanto dan Indra Sjafri, Siapa Paling Pantas Memimpin Timnas Indonesia di Piala AFF 2024?
- Kisah Bayu Sutha, Bek Hebat yang Pilih Jalan Berbeda setelah Gantung Sepatu: Ambil Lisensi di Dunia Pariwisata
Sekian informasi lengkap mengenai dompet kelas menengah kian tipis menkeu era sby ungkap sebab yang saya bagikan melalui news, nasional Mudah-mudahan tulisan ini membuka cakrawala berpikir Anda selalu bersyukur atas pencapaian dan jaga kesehatan paru-paru. bagikan kepada teman-temanmu. Terima kasih telah meluangkan waktu
✦ Tanya AI